TANGERANG,BNR – – Meski Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi puncak musim kemarau tahun ini terjadi pada Juli-Agustus lalu. Namun, sampai saat ini cuaca terutama pada siang hari terasa panas terik. Ini disebabkan adanya Siklon Tropis YAGI di Laut Cina Selatan Barat Filipina Utara yang memperkuat angin timuran mendominasi wilayah Indonesia.
Akibatnya, pada sore hari hujan masih terjadi dengan intensitas ringan dibeberapa wilayah di Banten dan khususnya Kota Tangsel.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah II Hartanto mengatakan, kondisi cuaca yang terasa panas belakangan ini wajar terjadi saat musim kemarau. Ini terjadi karena tutupan awan yang rendah dan mengakibatkan penyinaran matahari langsung ke permukaan bumi tanpa hambatan.
Hartanto mengaku, selain itu juga adanya Siklon Tropis YAGI di Laut Cina Selatan Barat Filipina Utara yang memperkuat angin timuran mendominasi wilayah Indonesia. Angin timuran bersifat kering dan membawa sedikit uap air.
Menurutnya, hujan yang terjadi pada sore hari disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya MJO yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk wilayah Banten.
Selain itu, faktor lokal juga sangat mempengaruhi terjadinya hujan pada musim kemarau seperti adanya pemanasan dari radiasi matahari yang cukup intens pada pagi hingga siang hari. Kondisi udara yang cukup labil, serta kelembaban udara yang tinggi dapat memicu proses terbentuknya awan konvektif seperti awan Cumulunimbus (Cb).(*)
No Comments