TANGERANG,BNR – Masyarakat harus waspada terhadap pergantian atau peralihan dari musim kemarau ke hujan. Pasalnya, saat peralihan musim tersebut akan muncul terbagai jenis penyakit dan salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, memasuki musim kemarau ke penghujan masyarakat diharap waspada terhadap telur nyamuk yang ada ditempat kering atau penampungan air.
“Telur nyamukan dapat bertahan 6 bulan ditempat kering. Begitu hujan atau kena air maka telur akan cepat berkembang,” ujarnya, Selasa (10/9/2024).
Allin menambahkan, satu-satunya cara untuk menghindari penyakit DBD adalah dengan menggalakan kembali pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program gerakan 1 ru
TANGERANGEKSPRES.ID – Masyarakat harus waspada terhadap pergantian atau peralihan dari musim kemarau ke hujan. Pasalnya, saat peralihan musim tersebut akan muncul terbagai jenis penyakit dan salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, memasuki musim kemarau ke penghujan masyarakat diharap waspada terhadap telur nyamuk yang ada ditempat kering atau penampungan air.
“Telur nyamukan dapat bertahan 6 bulan ditempat kering. Begitu hujan atau kena air maka telur akan cepat berkembang,” ujarnya, Selasa (10/9/2024).
Allin menambahkan, satu-satunya cara untuk menghindari penyakit DBD adalah dengan menggalakan kembali pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program gerakan 1 rumah 1 jumantik.
“Kalau untuk pemutusan mata rantai penularan dengan cara melakukan penyemprotan fogging untuk wilayah yang terjadi penularan kasus DBD berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh petugas puskesmas di bantu dengan koordinator jumantik di tiap-tiap wilayah,” tambahnya.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman dan pemeriksaan yang dilakukan, bila ada orang yang kena DBD maka pihaknya akan segera melakukan pengecekan lokasi atau rumah. Setelah dilakukan pengecekan tidak ditemukan adanya jentik nyamuk dan itu berarti orang tersebut terkena gigitan nyamuk dari luar luar.
“Kalau kena diluar berarti plus atau menghindari gigitan nyamuk harus dilakukan, yakni pakai lotion anti nyamuk,” jelasnya.
Allin mengaku, dengan menguras, menutup, mendaur ulang dan menghindari gigitan nyamuk itulah yang harus kita lakukan saat ini. Bila memungkinkan masyarakat bisa menggunakan kelambu. Namun. Penggunaan kelambu saat ini sudah jarang dilakukan dan ditemui.
“Kalau pakai kelambu hari ini pasti masyarakat malas. Penggantinya bisa pakai lotion anti nyamuk saja yang praktis.
Kelambu sebernya manfaat luar biasa untuk menghindari gigitan nyamuk tapi, untuk saat ini sudah jarang masyarakat yang pakai,” jelasnya.
Mantan Direktur RSU Kota Tangsel ini mengungkapkan, sejak Januari hingga 7 September 2024 diwilayahnya telah terjadi 680 kasus DBD. “Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding kasus DBD selama 2023 yang hanya 420 kasus,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kota Tangsel Eliwedi Erni mengatakan, DBD merupakan penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue.
Sampai saat ini belum ada obat yang spesifik tapi, bila pasien DBD berobat dini, maka kasus-kasus tersebut dapat diselamatkan. Salah cara yang dapat dilakukan adalah menghindari gigitan nyamuk penular DBD.
“Jadi upaya pengendalian DBD ini penting dan terutama mengendalikan jentik dan nyamuk penular serta upaya membatasi kematian karena DBD,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan, pihaknya melakukan berbagai upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3
M plus dengan program gerakan 1 rumah 1 jumantik.
“Kalau untuk pemutusan mata rantai penularan dengan cara melakukan penyemprotan fogging untuk wilayah yang terjadi penularan kasus DBD berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh petugas puskesmas di bantu dengan koordinator jumantik di tiap-tiap wilayah,” tambahnya. (*)
No Comments