Cuaca Buruk Hantam Nelayan Serang, Desak Bantuan Pemerintah

2 minutes reading
Saturday, 14 Dec 2024 09:54 0 14 Redaksi

SERANG,BNR – Cuaca buruk berupa hujan lebat dan angin kencang yang melanda Kabupaten Serang sejak tiga bulan terakhir telah melumpuhkan aktivitas penangkapan ikan di Desa Wadas, Kecamatan Bojonegara. Akibatnya, ratusan nelayan di desa tersebut mengalami penurunan pendapatan drastis dan terancam kesulitan ekonomi.

Sobri, seorang nelayan di Kecamatan Bojonegara, menggambarkan dampak buruk cuaca tersebut. Gelombang tinggi dan angin kencang membuat melaut menjadi sangat berbahaya. Selain itu, banyaknya sampah yang terbawa arus ke perairan pesisir menyulitkan mereka untuk menebar jaring. Hasil tangkapan pun jauh berkurang.

“Biasanya kami bisa mendapatkan hingga satu ton ikan. Sekarang, hanya sekitar dua kwintal saja,” keluh Sobri, Kamis.

“Ikan cekong yang kami tangkap harganya hanya Rp2.000 per kilogram. Dengan hasil tangkapan seminimal ini, modal yang dikeluarkan bahkan tak bisa tertutupi.”

Sobri menambahkan, kesulitan ini diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2025, seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya (November-Februari). Selama masa sulit ini, banyak nelayan yang hanya bisa memperbaiki perahu dan alat tangkap mereka, atau mencari pekerjaan alternatif seperti menjadi ojek. Yang lebih memprihatinkan, sebagian besar nelayan harus menguras tabungan atau bahkan berhutang kepada juragan kapal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kalau tidak melaut, ya tak ada pemasukan,” ucap Sobri. “Kami hanya bisa memperbaiki alat tangkap dan perahu. Ada juga yang jadi ojek. Yang punya tabungan terpaksa menggunakannya, yang tidak punya ya berhutang.”

Kondisi serupa dialami oleh nelayan lainnya di Kecamatan Bojonegara. Fatullah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Bojonegara, mengungkapkan bahwa dari sekitar 1.000 nelayan di wilayahnya (termasuk nelayan bagang tancap, bagang congkel, dan jaring), hampir semuanya terdampak. Mereka terpaksa meminjam uang dari bank atau juragan kapal untuk bertahan hidup.

“Semua terdampak cuaca buruk ini. Mereka terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Fatullah. “Kami berharap pemerintah memberikan bantuan, terutama bantuan langsung tunai (BLT) atau sembako.”

Menanggapi hal ini, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskan) Kabupaten Serang, Rochyan Aglan, mengakui telah menerima laporan dari para nelayan sejak 29 November 2024 terkait kondisi perairan yang membahayakan. Namun, hingga saat ini, Pemkab Serang belum memiliki program bantuan khusus untuk nelayan yang terdampak cuaca buruk.

“Memang belum ada bantuan yang diberikan, namun jika kondisinya darurat, kami akan mempertimbangkan untuk mengajukan bantuan ke instansi terkait,” jelas Rochyan. “Dampaknya tidak hanya dirasakan nelayan Bojonegara, tetapi juga nelayan di Anyer, Cinangka, dan Pulo Ampel.”

Situasi ini menuntut respon cepat dari pemerintah untuk meringankan beban para nelayan yang tengah berjuang menghadapi cuaca buruk dan kesulitan ekonomi. Bantuan yang tepat sasaran diharapkan dapat membantu mereka bertahan hingga kondisi perairan membaik.(*)

 

 

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Featured

Kontak kami

redaksi@madiundaily.com

Tentang Kami

MadiunDaily.com adalah media informatif harian terpercaya

LAINNYA