SERANG,BNR- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mencatat, terhitung
sejak Januari hingga Oktober 2024 terdapat 2.100 warga Banten positif
menderita penyakit human immunodeficiency virus atau HIV. Kasus paling
banyak ditemukan di Kota Tangerang dengan jumlah mencapai 639 orang.
Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti merinci, selain Kota
Tangerang yang tertinggi, kasus tertinggi lainnya ditemukan di Kabupaten
Tangerang dengan 510 orang, lalu Kota Tangerang Selatan 346 orang.
Selanjutnya, Kota Serang ada 164 orang, lalu Kabupaten Serang 145 orang,
Kota Cilegon 122 orang, Kabupaten Lebak 102 orang, dan Kabupaten
Pandeglang 72 orang.
“Jadi terbanyak di Kota Tangerang,” katanya, Kamis (5/12).
Ia menjelaskan, dari total temuan kasus HIV, terdapat sembilan persennya
atau 189 orang merupakan ibu rumah tangga (IRT). Jumlah terbanyak juga
terjadi di wilayah Tangerang Raya.
Berdasarkan rinciannya, Kabupaten Tangerang 63 orang, Kota Tangerang 38
orang, Kabupaten Serang 23 orang, Tangerang Selatan 16 orang, Kota Serang
14 orang, Kabupaten Pandeglang 13 orang, Kabupaten Lebak 13 orang, dan
paling sedikit Kota Cilegon mencapai sembilan orang.
“Masih banyak kasus HIV yang belum tercatat,” ujarnya.
Menurut Ati, penyebab terjadinya seseorang bisa terpapar virus HIV
dikarenakan aktifitas seksual yang tidak normal, dan pergaulan bebas.
Seperti seringnya gunta-ganti pasangan, hingga fenomen lavender marriage
atau pernikahan antara laki-laki dan perempuan, di mana salah satu atau
kedua pasangan memiliki orientasi seksual non-heteroseksual.
“Penularan itu bisa terjadi karena aktivitas seksual, baik heteroseksual,
maupun homoseksual seperti LBGT. Aktifitas pergaulan bebas seperti gunta-
ganti pasangan, seks bebas, LGBT, maupun tertular dari ibu kepada anaknya,
itu yang saat ini jadi penyebab,” terangnya.
Maka dari itu, ia mengimbau agar masyarakat Banten dapat menghindari
perilaku seks yang menyimpang dan menerapkan pola hidup sehat.
“Makanya kita banyak melakukan sosialisasi ke masyarakat maupun ke
sekolah-sekolah supaya menjauhi perilaku pergaulan bebas yang dapat
berpotensi menularkan positif HIV tadi,” ujarnya.
Sementara itu, Kadinkes Banten ini juga memaparkan, terdapat 11.652 warga
Banten yang telah positif menderita penyakit HIV. Data tersebut terhitung
secara akumulasi sejak 1996 hingga Oktober 2024.
“Di tahun 2023 lalu kami mencatat ada sebanyak 17.680 orang dengan HIV
(ODHIV), kemudian di pertengahan 2024 kemarin turun menjadi 13.360 orang.
Penurunan terjadi karena pasien meninggal dunia,” ungkapnya.
Jumlah terbanyak juga ditemukan di wilayah Tangerang Raya, yakni Kabupaten
Tangerang dengan total 4.156 orang.
Ati mengatakan, kasus ODHIV paling banyak ditemukan di wilayah Tangerang
Raya. Dimana, kata dia, secara kumulatif, Kabupaten Tangerang menjadi
daerah paling tinggi angka penderita HIV se-Provinsi Banten.
Kemudian yang kedua adalah Kota Tangerang dengan 2.532 orang. Lalu, Kota
Tangerang Selatan sebanyak 1.884 orang. Kabupaten Serang, 1.225 orang.
Kota Cilegon 758 orang. Lalu Kabupaten Lebak dengan 445 orang, Kabupaten
Pandeglang 332 orang, dan terakhir Kota Serang 320 orang.
Ia mengaku, ODHIV tersebut telah mendapatkan perawatan intensif dengan
diberikan obat-obatan khusus hingga multivitamin dari pusat pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah masing-masing.
“Kita juga terus melalukan penguatan dengan berkoordinasi bersama
pemerintah Kabupaten Kota agar pusat layanan kesehatan baik itu puskesmas
dan rumah sakit di daerah untuk bisa melayani pasien-pasien ODHIV,”
paparnya.
Ia mengaku, perawatan maupun obat-obatan serta vitamin yang diberikan itu
semua ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS.
“Karena pasien ODHIV ini adalah pengobatannya seumur hidup, maka kita
terus lakukan koordinasi untuk pendampingan dan pengawasan terhadap
pasien-pasien ODHIV sampai virus yang ada ditubuhnya itu mereda dan bisa
survive menjalani hidup sscara mandiri,” tuturnya. (*)
No Comments