TANGERANG, BNR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan Jabodebek (KOJT) Provinsi DKI Jakarta dan Banten mencatat, pada 2024 utang pinjaman online warga Banten sebesar Rp6,02 triliun. Jumlah utang pinjaman tersebut lebih besar dibanding tahun lalu sebesar Rp5,8 triliun.
Kepala OJK Jabodebek, Roberto Akyuwen mengatakan, berdasarkan data Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) piutang pembiayaan mengalami pertumbuhan yakni 14,64 persen yoy, dari Rp29,92 triliun pada Oktober 2023 menjadi Rp34,31 triliun pada Oktober 2024.
Namun pada sektor fintech lending atau jasa layanan keuangan secara online, di Banten pertumbuhan outstanding pinjaman atau tagihan jauh lebih tinggi mencapai 27,74 persen yoy, dengan TWP 90 sebesar 1,94 persen.
“Meskipun jumlah outstanding meningkat tapi disertai dengan peningkatan kualitas pembiayaan, tercermin dari penurunan non-performing financing (NPF) menjadi 3,53 persen, yang masih berada di bawah ambang batas 5 persen,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/2).
Kemudian, jumlah penerima pinjaman aktif mengalami penurunan di Banten, dengan jumlah penerima pinjaman aktif menurun sebesar 5,03 persen yoy, dari 1,56 juta entitas pada September 2023 menjadi 1,49 juta entitas pada September 2024.
“Namun demikian, jumlah penerima pinjaman aktif juga terjadi di wilayah DKI Jakarta, jumlahnya turun 14,87 persen yoy, dari 2,83 juta entitas pada September 2023 menjadi 2,41 juta entitas pada September 2024,” jelasnya.
Sementara itu, Akyuwen mengaku, produk kredit buy now pay later (BNPL) atau yang akrab disebut bayar nanti mengalami pertumbuhan signifikan hingga akhir Desember 2024 di Banten, baik dari sektor perbankan maupun non-bank.
“Yakni di Banten tercatat 1,53 juta entitas, tumbuh 46,19 persen yoy. Dari sektor non-bank, jumlah debitur di Jakarta mencapai 1,40 juta entitas, meningkat 23,19 persen yoy, dan di Banten sebanyak 1,05 juta entitas, tumbuh 37,11 persen yoy,” tuturnya.
Selanjutnya, baki debet kredit BNPL dari sektor perbankan melonjak 48 persen yoy menjadi Rp1,79 triliun, sementara dari sektor non-bank naik 29,11 persen yoy menjadi Rp0,57 triliun.
“Meskipun pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar, risiko kredit BNPL di sektor perbankan mengalami peningkatan. Di Banten, risiko kredit BNPL dari perbankan juga naik signifikan ke level 4,69 persen dibandingkan Desember 2023 pada level 1,94 persen, sementara risiko dari sektor non-bank turun ke 2,57 persen dari Desember 2023 sebesar 2,60 persen,” paparnya. (*)
No Comments